
Senin, 29 September 2015
Pembuatan Kerupuk Rumput laut Metode Cair
Tatang Sunjaya
4443120551
7 A
JURUSAN
PERIKANAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA
2015
![]() |
ABSTRAK
Kerupuk Rumput Laut adalah
makanan ringan yang terbuat dari adonan tepung tapioka dan tepung terigu yang
diramu dengan bahan tambahan berupa Rumput laut. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pemberian air yang optimal dalam pembuatan kerupuk rumput laut metode
cair. Divertisifikasi
ini dilakasanakan pada hari selasa tanggal 29 september 2015 pada pukul 8.00
wib sampe dengan selesai. Tempat dilaksanakanya di laboratorium TPHP Jurusan
Perikanan Pakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Adapun alat yang diguakan yaitu
kompor, wajan, cetakan, baskom, sendok, timbangan elektrik, piring, dan sendok.
Sedangkan bahan yang digunakan yaitu rumput laut 200 gram, bawang merah 2.5%,
bawang putih 2.5%, merica 0.5%, gula 2%, garam 2.5%, penyedap 0.5%, telur 5%, dan
air 60%. Prosedur kerja yaitu yang pertama siapkan alat dan bahan timbang
bahan, buat adaonan encer dengancara mencampurkan semua bahan dan bumbu di aduk
sampe merata setelahitu letakan adonan kedalam cetakan dan kukus kurang lebih
selama 10 menit, angkat dantiriskan setelah adonan yang dikukus dingin lepaskan
dari etakan iris kecil kecil, jemur selam 3 hari, lalu kerupuk yang sudah
kering goring dan lakukan uji organoleptik pada kerupuk yang sudah matang.
Kata kunci : Pembuatan kerupuk, kosentrasi rumputlaut
200 gram, dengan perlakuan yang berbeda
PENDAHULUAN
Rumput laut merupakan
sejenis ganggang yang digolongkan ke dalam alga (tumbuhan laut). Rumput laut
banyak digunakan dalam industri kuliner sebab secara klinis diketahui
mengandung berbagai senyawa yang baik untuk tubuh. Senyawa tersebut antara lain
karbohidrat, protein, mineral baik itu mikro maupun makro, lemak, vitamin (dari
A sampai K) dan masih banyak lagi lainnya. Oleh sebab itu tidak mengherankan
jika di Negara Jepang, RRC dan Korea, rumput laut menjadi konsumsi harian yang
banyak digemari. Di Indonesia, rumput laut juga banyak digunakan dalam industri
kuliner baik itu pabrikan maupun rumahan. Tanaman yang kabarnya memiliki
kandungan vitamin 10 sampai 20x lebih banyak dari tumbuhan darat ini sering
diolah menjadi penganan khas nusantara. Salah satu yang menarik adalah kerupuk
rumput laut. Meski tergolong baru, namun rasanya yang gurih dan nikmat membuat
produk ini banyak diminati.
Praktikum
ini bertujuan untuk mengetahui pemberian air yang optimal dalam pembuatan kerupuk
rumput laut metode cair.
TINJAUAN
PUSTAKA
Kerupuk
adalah jenis pangan yang digemari di Indonesia.Berbagai kalangan menyukai jenis
pangan ini baik golongan rendah maupun golongan yang tinggi. Kerupuk sangat
beragam dalam bentuk, ukuran, bau, warna, rasa, kerenyahan, ketebalan dan nilai
gizinya. Perbedaan ini bisa disebabkan pengaruh budaya daerah penghasil
kerupuk, bahan baku dan bahan tambahan yang digunakan serta alat dan cara
pengolahannya (Adsense, 2009). Komposisi bahan sendiri beserta pengolahannya
akan sangat mempengaruhi kualitas kerupuk, dimana komposisi bahan ini juga
mempengaruhi pengembangan pada kerupuk tersebut. Secara umum bahan baku yang
digunakan adalah tepung tapioka, sedangkan bahan tambahannya dapat berupa ikan
atau udang, telur atau susu, garam, gula, air dan bumbu yang terdiri dari
bawang merah, bawang putih, ketumbar dan sebagainya. Jumlah dan jenis bumbu
yang digunakan tergantung pada selera masing-masing (Adsense, 2009).
Kerupuk
Rumput Laut adalah makanan ringan yang terbuat dari adonan tepung tapioka dan
tepung terigu yang diramu dengan bahan tambahan berupa Rumput laut spesies Eucheuma
cottonii dan dengan penambahan bumbu-bumbu, yaitu bawang putih, garam,
bumbu pedas dan gula.
Kelebihan
dari Kerupuk Rumput Laut yaitu memiliki rasa gurih yang khas, renyah, dan juga
mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Kerupuk Rumput Laut
dapat dipasarkan dalam bentuk makanan jadi yang siap dikonsumsi (matang)
ataupun makanan setengah jadi (mentah). Jenis makanan ini biasanya dikonsumsi
sebagai makanan yang mampu membangkitkan selera makan dan bisa juga untuk
sekedar dikonsumsi sebagai makanan kecil atau camilan saat sedang santai
ataupun saat beraktivitas.
METODOLOGI
Praktikum Divertisifikasi ini dilakasanakan pada hari
selasa tanggal 29 september 2015 pada pukul 8.00 wib sampe dengan selesai.
Tempat dilaksanakanya di laboratorium TPHP Jurusan Perikanan Pakultas Pertanian
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Adapun alat yang diguakan yaitu
kompor, wajan, cetakan, baskom, sendok, timbangan elektrik, piring, dan sendok.
Sedangkan bahan yang digunakan yaitu rumput laut 200 gram, bawang merah 2.5%,
bawang putih 2.5%, merica 0.5%, gula 2%, garam 2.5%, penyedap 0.5%, telur 5%,
dan air 60%.
Prosedur kerja yaitu yang pertama siapkan alat
dan bahan timbang bahan, buat adaonan encer dengancara mencampurkan semua bahan
dan bumbu di aduk sampe merata setelahitu letakan adonan kedalam cetakan dan
kukus kurang lebih selama 10 menit, angkat dantiriskan setelah adonan yang
dikukus dingin lepaskan dari etakan iris kecil kecil, jemur selam 3 hari, lalu
kerupuk yang sudah kering goring dan lakukan uji organoleptik pada kerupuk yang
sudah matang.
![]() |
||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||
![]() |
Hasil Pembahasan
Hasil
dari uji organoleptik pada parameter rasa, tekstur, aroma dan warna menujukan
bahwa semua parameter menujukan berbedanyata semua karena perlakuan pembuatan kerupuk
rumput laut metode cair setiap kelompok cara pembuatan kerupuk rumput laut dengan metode cair berbeda
perlakuanya dan hasilnya bisa dilihat dari uji parameter pada grafik dibawah
ini.

Pada parameter rasa nilai terbaik
ditunjukan pada kelompok 4 karena diduga proses penjemuran kerupuk rumput laut
kelompok empat lebih kering dibandingkan dengan kelompok lainya yang kurang
penjemurannya sehingga rasa kerupuk terasa kurang renyah.

Pada parameter aroma terbaik ditunjukan pada kelompok satu karena
kelompok sat hanya menggunakan air sebanyak 50% sehingga aroma kerupuknya lebih
tercium dibandingkan kelompok lain yang memakai konsentrasi air lebih dari 50%.

Pada parameter tekstur menujukan nilai terbaik pada kelompok 4 dan nilai
terendah atau paling banyak tidakdisukai teksturnya ditujukan pada parameter
tekstur kelompok dua karena perlakuan konsentrasi kelompok 4 pemberian
konsentrasi yang tida sedang tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit dan
penjemuran yang cukup sehingga membuat tekstur pada kerupuk rumputlaut bagus
dan banyak disukai oleh panelis.

Pada parameter warna menujukan nilai terbaik
yaitu ditujukan pada kelompok empat sedangkan parameter warna yang paling tidak
disukai yaitu pada kelompok dua diduga warana pada kerupuk kelopok empat proses
penggorngannya yang sempurna sehingga waran kerupuknya tidak telalu gosong atau
tidak terlalu mentah.
KESIMPULAN SARAN
Hasil
praktikum pembuatan
kerupuk rumput laut dapat disimpulkan bahwa dengan perlakuan dan formulasi yang
berbeda pada masing masing
kelompok menunjukkan adanya pengaruh nyata pada semua parameter uji hedonik.
Sebaiknya
praktikum dalam pmbuatan kerupuk rumput laut semuanya harus diberikan
konsentrasi yang seimbang antara pemberian air dan bahan baku supaya bisa
menghasilkan kerupuk rumput laut yang banyak disukai dalam semua parameter.
DAFTAR
PUSTAKA
Adsenes. 2009. Pengantar industry parawisata
Anonim. 2011. Piano. Maret 2012 waste starch stream”,Biomass and bioenergy, Vol 30, hal. 809-814
Atmaja, Setia, Lukas, 2009, Statistik Untuk Bisnis Dan Ekonomi, Penerbit
ANDI, Lubis, Y.M., Erfiza, N.M., Ismaturrahmi., Fahrizal.
2013. Pengaruh Konsentrasi Rumput Laut (Eucheuma Cottonii) dan Jenis Tepung
pada Pembuatan Mie Basah. Rona Teknik Pertanian. 6 (1).
Sirat, D.W., Sukesi. 2012. Antioksidan dalam Bakso
Rumput Laut Merah Eucheuma cottonii. Jurnal Sains dan Seni Pomits. 1 (1): 1-4.
Thirumaran and Anantharaman. 2009. Daily Growth Rate
of Field Farming Seaweed Kappaphycus alvarezii (Doty) Doty ex P. Silva inVellar
Estuary. World Journal of Fish and Marine Sciences Annamalai University, India.
1 (3): 144-153.
Wibowo, S. 2006. Pembuatan Bakso Ikan & Bakso
Daging. PT Penebar Swadaya. Jakarta.
Wirjatmadi, B., M. Adriani dan S. Purwati. 2002. Pemanfaatan
Rumput Laut (Eucheuma cottonii) dalam Meningkatkan Nilai Kandungan Serat dan
Yodium Tepung terigu Dalam Pembuatan Mi Basah. Universitas Air
Langga, Surabaya.
LAMPIRAN


Gambar 1. Alat
dan bahan yang digunakan Gambar 2. Proses penimbangan bahan


Gambar 3.
Pencampuran semua bahan Gambar 4. Adonan yang sudah merata


Gambar 5. Proses
pencetakan Gambar 6. Adonan siap dikukus


Gambar 7. Proses
pengukusan Gambar 8. Hasil pengukusan


Gambar 9.
Pemotongan kerupuk Gambar 10. Kerupuk siap dijemur
No comments:
Post a Comment